Rabu, 28 Maret 2012

ini sejarah

Perjanjian Renville

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Delegasi Indonesia pada perjanjian Renville, tampak di antaranya Agus Salim dan Achmad Soebardjo
Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Delegasi

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.
USS Renville

[sunting] Gencatan senjata

Pemerintah RI dan Belanda sebelumnya pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk melakukan gencatan senjata hingga ditandatanganinya Persetujuan Renville, tapi pertempuran terus terjadi antara tentara Belanda dengan berbagai laskar-laskar yang tidak termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan tentara Belanda, seperti yang terjadi antara Karawang dan Bekasi.

[sunting] Isi perjanjian

  1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
  2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
  3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta

[sunting] Pasca perjanjian

Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.
Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).




Perjanjian Renville

renville1Untuk memfasilitasi komunikasi rahasia antara Delegasi RI dengan Pemerintah Pusat di Yogyakarta, selama perundingan RI-Belanda di Kapal USS Renville ditugaskan 2 (dua) orang Code Officer (CDO)/Petugas Sandi yaitu Letnan II Marjono IS dan Letnan II Padmowirjono. Sedangkan 2 (dua) orang CDO, Letnan II Oetoro Kolopaking dan Letnan II Parhadi Utomo, bekerja di darat (Jakarta) yang berkantor di bekas Gedung Proklamasi Jl. Pegangsaan Timur no.56.
Sistem sandi yang digunakan 3 (tiga) jenis yaitu Buku C (Besar), Sistem Transposisi dan One Time Pad (OTP). renville3Sesudah pertempuran di Medan Area, Kabanjahe, Samura, Seberaya,Sukanalu, Suka, Barus Jahe, Sarinembah, Tiga Binanga dan beberapa tempat di Tanah Karo, maka Belanda dapat menguasai sebahagian Tanah Karo.
Tetapi keinginan Belanda untuk menguasai seluruh Tanah Karo, tetap tidak berhasil karena pertahanan yang dibuat Resimen I di Sungai (Lau Lisang), tidak dapat ditembus oleh serdadu-serdadu Belanda. Pertahanan ini sangat menguntungkan Resimen I, terletak di belakang jembatan Lau Lisang yang telah dirusakkan. Meskipun dengan persenjataan yagn serba kurang, namun akibat faktor alam yagn mendukung, memberikan kemungkinan untuk bertahan dengan baik. Di sungai Lau Lisang inilah garis pertahanan pertama dan terdepan pada waktu itu hingga berakhirnya Agressi I, tetap dapat dikuasai. Lalu terdengar kabar tentang diadakannya perundingan antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda di atas kapal USA Renville di Tanjung Priok-Jakarta yang diprakarsai oleh Dewan Keamanan PBB. Perundingan yagn terkenal dengan Perundingan Renville itu ditanda tangani pada tanggal 17 Januari 1948, jam 15.00 sore, dimana pihak Indonesia menerima garis “Van Mook”. Garis yagn ditentukan oleh Gubernur Jenderal Belanda Van Mook.
Konsekuensi dari perundingan Renville ini adalah; bahwa semua pasukan Indonesia yagn berada dalam “Kantong-kantong” (yang ditentukan oleh garis Van Mook) harus keluar (hijrah) ke daerah yang masih dikuasai Republik Indonesia.
Di Sumatera Utara, garis damarkasi dimulai dari Gebang di Langkat sampai ke Lau Pakam (Perbatasan Tanah Karo-Aceh) menyusur Sungai Renun ke Lau Patundal  (Perbatasan Tanah Karo-Dairi), ke Ajibata di tepi Danau Toba menyusur Pantai Danau Toba ke Parapat (masuk kekuasaan Belanda),ke Simpang Bolon terus ke Gunung Melayu, menyusur Sungai Asahan sampai ke Laut.
Dengan demikian semua Pasukan di daerah Tanah Karo, Deli Serdang, Simalungun, dan Asahan harus dikosongkan oleh TRI dan lasykar-lasykar, mereka harus hijrah ke daerah Aceh atau Tapanuli Utara, Labuhan Batu atau Tapanuli Selatan. Hanya TRI dan lasykar yagn berada di daerah Tanah Karo saja yang terpaksa mengundurkan diri. Resimen I Divisi X di bawah Letkol Djamin Ginting telah terlebih dahulu hijrah ke Lembah Alas di Aceh, sedangkan Resimen Napindo Halilintar di bawah Mayor Selamat Ginting ke Sidikalang-Dairi bersama dengan  Pasukan Barisan Harimau Liar (BHL) di bawah Pimpinan Saragih Ras dan Payung Bangun.
Daerah Simalungun dan Asahan, sebelumnya sudah dikosongkan oleh TRI dan Pasukan-pasukan lain, mereka telah berada di daerah Tapanuli dan Labuhan Batu.






Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.


Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Frank Porter Graham.

Pemerintah RI dan Belanda sebelumnya pada 17 Agustus 1947 sepakat untuk melakukan gencatan senjata hingga ditandatanganinya Persetujuan Renville, tapi pertempuran terus terjadi antara tentara Belanda dengan berbagai laskar-laskar yang tidak termasuk TNI, dan sesekali unit pasukan TNI juga terlibat baku tembak dengan tentara Belanda, seperti yang terjadi antara Karawang dan Bekasi.

Isinya :
  1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
  2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
  3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta
Sebagai hasil Persetujuan Renville, pihak Republik harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai TNI, dan pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah.
Tidak semua pejuang Republik yang tergabung dalam berbagai laskar, seperti Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, mematuhi hasil Persetujuan Renville tersebut. Mereka terus melakukan perlawanan bersenjata terhadap tentara Belanda. Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap di Yogyakarta, S.M. Kartosuwiryo, yang menolak jabatan Menteri Muda Pertahanan dalam Kabinet Amir Syarifuddin, Menganggap Negara Indonesia telah Kalah dan Bubar, kemudian ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Hingga pada 7 Agustus 1949, di wilayah yang masih dikuasai Belanda waktu itu, Kartosuwiryo menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Read more: http://khairul-anas.blogspot.com/2012/03/perjanjian-renville.html#ixzz1qPOUDzlL

kimia juga lagi

  1. Bila 0,15 mol CH3COOH (Ka = 2 . 10–15) dan 0,1 mol NaOH dilarutkan dalam air sehingga diperoleh larutan penyangga dengan volume 1 liter. Tentukan pH larutan penyangga tersebut!
    Jawab:
    contoh soal larutan penyangga asam lemah
  2. Bila 3,4 gram gas NH3 dilarutkan ke dalam 1 liter air. Kemudian ke dalam larutantersebut ditambahkan 5,35 gram NH4Cl. Jika KbNH3 = 1,8.10-5, Mr NH3 = 17 dan Mr NH4Cl = 53,5, tentukanlah pH larutan tersebut!
    Jawab:
    contoh soal menghitung pH larutan buffer basa lemah
  3. Bila 2 liter larutan NH4OH 0,2 M dicampurkan dengan 2 liter larutan NH4Cl 0,2 M dan Kb NH4OH = 1,8.10-5. Tentukan:
    a. pH larutan penyangga
    b. pH larutan penyangga setelah penambahan 10 ml HCl 0,1 M
    c. pH larutan penyangga setelah penambahan 10 ml NaOH 0,1 M
    Jawab:
    a. Jumlah mol NH4OH = V × M = 2 × 0,2 = 0,4 mol
    Jumlah mol NH4Cl = V × M = 2 × 0,2 = 0,4 mol

    b. Pada campuran NH4OH dan NH4Cl ditambahkan HCl, maka NH4OH akan bereaksi dengan HCl membentuk NH4Cl.
    Jumlah mol NH4Cl awal = 0,4 mol = 400 mmol
    Jumlah mol NH4OH awal = 0,4 mol = 400 mmol
    Jumlah mol HCl = V × M = 10 ml × 0,1 M = 1 mmol
    contoh soal kimia SMA pengenceran larutan
    c. Pada campuran NH4OH dan NH4Cl ditambahkan NaOH, maka NaOH akan
    bereaksi dengan NH4Cl sehingga NH4OH bertambah dan NH4Cl berkurang.
    Jumlah mol NH4OH awal = 0,4 mol = 400 mmol
    Jumlah mol NH4Cl awal = 0,4 mol = 400 mmol
    Jumlah mol NaOH = V × M = 10 ml × 0,1 M = 1 mmol
    contoh soal kimia SMA pengenceran

kimia

chemistry for peace not for war

hanya DIA yang dapat menghentikan hatiku

Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga


Persamaan ionisasi air
H2O <=> H+ + OH‾
Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai berikut.
clip_image002
K [H2O] = [H+] [OH‾]
Kw = [H+] [OH]
pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14
Artinya pada temperatur 25 °C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH‾.
Contoh Soal 1
Berapa konsentrasi H+ dan OH dalam 500 mL larutan HCl 0,1 M?

Jawab
HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
Perbandingan koefisien = 1 : 1 : 1
clip_image004
Konsentrasi OH dalam HCl 0,1 M adalah
[H+] [OH] = 10–14 M
0,1 M [OH] = 10–14 M
clip_image006

Contoh soal 2
Berapa konsentrasi ion H+ dan ion SO42– dalam 500 mL larutan H2SO4 0,2 M?

Jawab
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
Perbandingan koefisien = 1 : 2 : 1
clip_image008
clip_image010

Contoh soal 3
Berapa konsentrasi OH dan H+ dalam larutan NaOH 0,2 M?

Jawab
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH(aq)
Perbandingan koefisien = 1 : 1 : 1
clip_image012
[H+] [OH] = 10–14 M
[H+] x 0,2 = 10–14 M
clip_image014

Tetapan Ionisasi Asam Basa
Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi sebagian. Misalnya suatu asam lemah (HA) dilarutkan dalam air akan terurai sesuai persamaan berikut.
HA(aq) <==> H+(aq) + A(aq)
clip_image016
[H+] = [A] maka
 clip_image018
[H+]2 = Ka.[HA]
clip_image020
Dengan cara yang sama
clip_image022
dengan Ka = tetapan ionisasi asam
Ca = konsentrasi asam awal
Kb = tetapan ionisasi basa
Cb = kosentrasi basa.
Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa lemah dapat ditentukan asal harga Ka dan Kb diketahui.


Hubungan Ka, Kb dengan derajat ionisasi asam dan basa
clip_image024
clip_image026
Ka = Ca x α2
Kb = Cb x α2
Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus
clip_image028
Akan diperoleh persamaan sebagai berikut
clip_image030
clip_image032


Contoh soal cara menghitung konsentrasi H+
Tentukan [H+] yang terdapat dalam asam formiat 0,01 M. Jika diketahui Ka. HCOOH = 1,7 x 10–4.

Jawab
Reaksi ionisasi HCOOH
HCOOH(aq) <==> H+(aq) + HCOO(aq)
clip_image034
clip_image036 = 1,30 x 10-3 M


Contoh soal menghitung konsentrasi OH-
Tentukan [OH] yang terdapat dalam larutan amonia 0,5 M jika diketahui Kb.NH3 = 1,8 x 10–5.

Jawab
Dalam air NH3 terionisasi sebagai berikut = NH4OH(aq) <==> NH4+(aq) + OH(aq)
clip_image038
clip_image0403 x 10-3


Contoh 1
Berapa konsentrasi H+, HCOO, dan HCOOH dalam larutan asam formiat 0,1 M,
jika derajat ionisasinya 1,5%.

Jawab
clip_image042


Contoh 2
Derajat ionisasi asam cuka 0,1 M adalah 1%. Berapa [H+] dan Ka asam cuka tersebut?
Jawab
[H+] = Ca x α
= 0,1 x 0,01 = 10-3 M
Ka = Ca x α2
= 0,1 x (0,01)2 = 10–5 M

Contoh 3
Suatu larutan basa lemah NH4OH 0,1M dalam air terionisasi 1%. Tentukan:
a. Kosentrasi OH yang terbentuk,
b. Harga Kb

Jawab
[OH] = Cb x α
= 0,1 x 0,01
= 0,001 M
clip_image044
clip_image046
= 1 x 10-5

Derajat Keasaman dan kebasaan (pH dan pOH)
clip_image048
clip_image050
Kw = [H+] [OH]
pKw = pH + pOH
Kw = 1,0 x 10-14
pKw = 14
14 = pH + pH atau pH = 14 – pOH atau pOH = 14 – pH
pH dan pOH untuk larutan asam, basa dan netral dapat diringkas seperti yang tertera pada Tabel.


Larutan
[H+]
[OH]
pH
pOH
Asam
Netral
Basa
> 10-7
= 10–7
< 10–7
< 10-7
= 10–7
> 10–7
< 7
= 7
> 7
> 7
= 7
< 7


Sebelum masuk pada contoh soal perhatikan bebera cara atau langkah penyelesaian soal terkait asam basa:
clip_image052
Jika [H+] = 1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka pH = n – log x
Jika pH = n, maka [H+] = 10-n
clip_image050[1]
Jika [OH-] = 0,01 M, maka pOH = -log 0,01 = 2
Jika pOH = 3, maka [OH-] = 10-3 M
Jika pH larutan yang dicari adalah pH larutan asam dan basa lemah maka konsentrasi H+ dan OH- dapat dicari menggunakan persamaan
 clip_image054


Contoh 1
Suatu larutan asam mempunyai konsentrasi H+ = 10–2 M, tentukan harga pH larutan tersebut.
Jawab
[H+] = 10–2 M
pH = – log [H+] = – log 10–2 = 2

Contoh 2
Suatu larutan basa mempunyai konsentrasi OH = 5 x 10–3 M, tentukan harga pOH dan pH dari larutan tersebut.

Jawab
[OH] = 5 x 10–3 M
pOH = – log [OH]
= – log [5 x 10–3]
= – [log 5 + log 10–3]
= 3 – log 5
pH + pOH = 14
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 – log 5)
= 11 + log 5

Contoh 3
Tentukan pH dari 500 mL larutan HCl 0,2 M.

Jawab
HCl merupakan asam kuat maka konsentrasi H+ yang dihasilkan sama dengan konsentrasi awal asam.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
Konsentrasi HCl = 0,2 maka konsentrasi H+ = 0,2 M
pH = – log [H+]
= – log 2.10–1 = 1 – log 2

Contoh 4
100 mL larutan HBr 0,1 M diencerkan dengan aquades 100 mL. Tentukan:
a. pH mula-mula
b. pH setelah diencerkan.

Jawab
pH mula-mula
HBr adalah basa kuat maka konsentrasi H+ sama dengan konsentrasi HBr awal.
[H+] = [HBr] = 0,1 M = 10–1
pH = – log [H+] = – log 10–1 = 1
pH setelah diencerkan
Catatan: M (molar) = mol atau mmol zat dalam liter atau mL pelarut. Contoh larutan 1 M artinya 1 mol zat dalam 1 L larutan atau 1 mmol zat dalam 1 mL pelarut.


Mol HBr mula-mula = 100 mL x 0,1 mmol/mL = 10 mmol = 0,010 mol
Volum larutan = 100 mL HBr + 100 mL aquades = 200 mL = 0,2 L
Kosentrasi HBr setelah diencerkan:
clip_image056
[H+] = [HBr] = 0,05 = 5 x 10–2
pH = –log [H+] = –log 5 x 10–2 = 2 – log 5

Contoh 5
Tentukan pH larutan jika 0,37 gram kalsium hidroksida dilarutkan dalam 250 mL air?
Jawab
clip_image058


Contoh 6
Hitunglah pH larutan HCN 0,01 M (Ka HCN = 4,9 x 10–10)
Jawab
clip_image060
clip_image062
clip_image064
clip_image066 2,2 x 10–6 M
pH = – log [H+]
= – log 2,2 x10–6
= 6 – log 2,2 = 5,66

Contoh 7
Suatu asam lemah dengan harga α= 0,01 dan konsentrasi asam = 0,1 M. Hitunglah pH larutan asam tersebut.
Jawab
clip_image068

Contoh 8
Hitung pH larutan NH4OH 0,01 M (Kb NH4OH = 1,8 x 10–5)
Jawab
clip_image070
clip_image072
clip_image074 = 4,2 x 10–4
pOH = – log OH-
= -log 4,2 x 10–4
= 4 – log 4,2
pH = 14 – pOH
= 14 – (4 – log 4,2)
= 10 + log 4,2
= 10,6
Jadi, pH larutan = 10,6.

TITRASI ASAM BASA
Dasar titrasi asam basa yaitu reaksi asam basa.
Asam + basa <==> garam + air

Reaksi asam basa dalam bentuk larutan sebenarnya reaksi pembentukan air. Misalnya reaksi antara larutan NaOH dan HCl berlangsung sesuai persamaan berikut.
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Jika reaksi di atas ditulis dalam bentuk ion maka ion Na+ dan ion Cl- pada reaktan dan produk ttetap ada.
Na+ + OH- + H+ + Cl- → Na+ + Cl- + H2O
Dalam tirtrasi asam basa, jika
· mol H+ = mol OH- maka campuran bersifat netral
· mol H+ > mol OH-, maka campuran bersifat asam dan konsentrasi ion H+ dalam campuran ditentukan oleh jumlah ion H+ yang tersisa.
· Mol H+ < mol OH- maka campuran bersifat basa dan konsentrasi ion OH- dalam campuran ditentukan oleh jumlah mol ion OH- yang tersisa.
Titrasi asam-basa menggunakan rumus konsentrasi dan volume asam maupun basa dihitung dengan persamaan berikut:
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
dengan:
V = volum
Masam = molaritas H+
Mbasa = molaritas OH
Titik ekivalen yaitu = pH pada saat asam dan basa tepat ekivalen
Titik akhir titrasi yaitu = pH pada saat indikator menunjukan perubahan warna

Jadi dalam titrasi asam basa, usahakan titik akhir titrasi dekat dengan titik ekivalen agar tidak terlalu banyak larutan asam atau basa yang berlebih. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang cocok atau indikator yang sesuai. Perlu ditekankan bahwa, dalam titrasi asam basa tidak semua indikator dapat digunakan.

Contoh 1
10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada titik akhir titrasi ternyata rata-rata volum NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 12,52 mL. Hitunglah konsentrasi HCl yang dititrasi.

Jawab
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
10 mL x Masam = 12,52 mL x 0,1 M
clip_image076
clip_image078
Jadi konsentrasi HCl adalah 0,125 M.

Contoh 2
10 mL HCl X M dititrasi oleh larutan Ba(OH)2 0,1 M diperlukan 15 mL. Hitunglah konsentrasi HCl yang dititrasi.

Jawab
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
10 mL x Masam = 15 mL x 0,2 M
clip_image080

Contoh 3
50 mL larutan NaOH dinetralkan melalui titrasi oleh 25 mL larutan HCl 0,2 M. Berapa massa NaOH yang terdapat pada larutan tersebut?
Jawab
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
25 mL.0,2 M = 50 mL .MNaOH
clip_image082
0,1 M artinya terdapat 0,1 mol NaOH dalam setiap liter larutan atau 0,1 mmol NaOH dalam setiap liter larutan. Maka jumlah mol NaOH yang terdapat dalam 50 mL larutan NaOH
= 50 mL x 0,1 M = 5 mmol = 5.10–3 mol.
Yang ditanyakan adalah massa NaOH dalam larutan, maka mol NaOH x Mr NaOH (massa molar = massa molekul relatif NaOH)
= 5.10–3 mol x 40 g/mol = 0,2 g.

Contoh 4
Sebanyak 250 mL H2SO4 0,1 M dapat dinetralkan melalui titrasi oleh larutan KOH 0,3 M. Hitunglah volum KOH yang diperlukan (dalam mL)?

Jawab
H2SO4 → 2H+ + SO42–
Asam sulfat termasuk asam berbasa dua atau asam yang dapat melepaskan dua H+ dalam air, sehingga
[H+] = 2 x konsentrasi H2SO4 awal atau koefisien H+ x konsentrasi awal H2SO4
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
250 mL x 0,2 M = Vbasa x 0,3 M
clip_image084
Jadi volume KOH yang diperlukan sebanyak 166,7 mL

Contoh 5
40 mL larutan NH4OH 0,2 M dicampurkan dengan 100 mL larutan HCl 0,02 M. Hitung massa (mg) garam yang terbentuk, jika diketahui Ar N = 14, H = 1, Cl = 35,5.

Jawab
Persamaan reaksi:
NH4OH(aq) + HCl(aq) <==> NH4Cl(aq) + H2O(l)
NH4OH yang ada = 40 mL x 0,2 mmol mL–1 = 8 mmol
HCl yang ada = 100 mL x 0,02 mmol mL–1 = 2 mmol
Pada persamaan reaksi di atas dapat diketahui bahwa perbandingan mol atau perbandingan koefisien NH4OH dan HCl = 1: 1. Oleh sebab itu, HCl sebagai pereaksi pembatas, artinya HCl akan habis terlebih dahulu karena lebih sedikit dibanding NH4OH.
Jadi produk yang terbentuk hanya tergantung pada mol atau mmol pereaksi pembatas, pada reaksi di atas garam (NH4Cl) yang terbentuk hanya tergantung pada mol atau mmol HCl.
NH4Cl yang terbentuk
clip_image086
Karena yang ditanyakan adalah massa garam yang terbentuk maka diperlukan Mr.garam
Mr.NH4OH = 53,5
Jadi massa molar NH4OH = 53,5 mg/mmol
Maka massa NH4OH = 2 mmol x 53,5 mg/mmol = 107 mg

LARUTAN BUFER ATAU LARUTAN PENYANGGA
Semua larutan yang dapat mempertahankan pH disebut larutan buffer atau larutan penyangga. Sifat larutan buffer antara lain:  tidak berubah pH-nya meski diencerkan dan tidak berubah pH-nya meski ditambah sedikit asam atau basa atau karena pengenceran.
Larutan buffer di bagi menjadi larutan penyengga asam dan larutan buffer basa. buffer asam selalu mempunyai pH < 7, sedangkan buffer asam mempunyai pH >7.

Cara pembuatan buffer asam
1. Mencampur asam lemah dengan garam yang mengandung basa konjugasinya.
2. mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah asam lemah dibuat berlebih
Contoh
1. H2CO3 dicampur dengan NaHCO3, NaHCO3 membentuk ion HCO3 sehingga terbentuk larutan penyangga H2CO3/HCO3.
2. Campuran larutan CH3COOH dengan larutan NaOH akan bereaksi dengan persamaan reaksi:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
Jika jumlah CH3COOH yang direaksikan lebih banyak daripada NaOH, maka akan terbentuk CH3COONa dan ada sisa CH3COOH sehingga terjadi larutan penyangga CH3COOH/CH3COO.


Cara pembuatan buffer basa
1. Mencampur basa lemah dengan garam yang mengandung asam konjugasinya.
2. mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah asam lemah dibuat berlebih
contoh
1. NH3(aq) dicampur dengan NH4Cl. NH4Cl membentuk ion NH4+, sehingga terbentuk larutan penyangga NH3/NH4+
2. Campuran NH3(aq) dengan HCl akan bereaksi dengan persamaan reaksi
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
Jika jumlah NH3(aq) berlebih setelah bereaksi akan terbentuk NH4Cl dan ada sisa NH3(aq) sehingga terjadi larutan penyangga NH3(aq)/NH4+.

Contoh soal
Apakah terjadi larutan buffer jika 100 mL CH3COOH 0,5 M direaksikan dengan 200 mL NaOH 0,2 M?

Jawab
clip_image088

pH Larutan Buffer

pH buffer asam
clip_image090
Jika konsentrasi dinyatakan dengan molar (mol per liter), maka persamaan dapat ditulis sebagai
clip_image092

pH buffer basa
clip_image094
Jika konsentrasi dinyatakan dengan molar (mol per liter), maka persamaan dapat ditulis sebagai
clip_image096

Contoh 1
Sebanyak 1 L larutan penyangga mengandung CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M. Jika Ka CH3COOH = 1,8 × 10–5, maka tentukan
a. pH larutan penyangga
b. pH larutan penyangga jika ditambah 10 mL HCl 0,1 M,
c. pH larutan penyangga jika ditambah 10 mL NaOH 0,1 M.

Jawab
a. Jumlah mol basa konjugasi (CH3COO) diperoleh dari garam CH3COONa
Jumlah mol masing-masing zat dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol CH3COOH = 1 L × 0,1 mol.L-1 = 0,1 mol
Jumlah mol CH3COONa = 1 L × 0,1 mol.L-1 = 0,1 mol
clip_image098
pH larutan buffer dihitung dengan persamaan berikut
clip_image100
clip_image102

b. pH larutan penyangga jika ditambah 10 mL HCl 0,1 M
HCl merupakan suatu asam m,aka penambahannya sama dengan meningkatkan ion H+ dalam campuran. Jumlah mol HCl = 0,01 L × 0,1 mol.L-1 = 0,001 mol
H+ yang ditambahkan sama dengan konsentrasi mula-mula asam karena merupakan asam kuat dan akan bereaksi dengan akan bereaksi dengan CH3COO- membentuk CH3COOH yang tidak terionisasi.
clip_image104

Dari reaksi diperoleh
Mol CH3COO = mol CH3COONa = 0,099
mol CH3COOH = 0,101
pH larutan penyangga setelah ditambah asam kuat HCl dapat dihitung sebagai berikut.
clip_image100[1]
clip_image106

c. Pada larutan penyangga, CH3COOH akan menetralisir basa kuat NaOH yang ditambahkan. Jumlah mol NaOH yang ditambahkan. Dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Jumlah mol NaOH = 0,01 L × 0,1 mol L–1 = 0,001 mol
NaOH merupakan basa kuat maka jumlah ion OH- yang ditembahkan sama dengan konsentrasi awal NaOH dan akan bereaksi H+ dalam larutan membentuk H2O. Agar tetap seimbang maka CH3COOH terurai menjadi CH3COO- dan H+. H+ yang terbentuk sebanyak yang bereaksi dengan OH-.
Persamaan reaksi dan jumlah mol masing-masing spesi.
clip_image108

Dari reaksi diperoleh
mol CH3COO = 0,101
mol CH3COOH = 0,099
pH larutan penyangga setelah penambahan basa kuat dapat dihitung sebagai berikut.
clip_image100[2]
clip_image110
Jadi, pH larutan penyangga jika ditambah 10 mL NaOH 0,1 M adalah 4,75.

Contoh soal 2
Ke dalam larutan penyangga yang terdiri dari 200 mL NH3 0,6 M dengan 300 mL NH4Cl 0,3 M (Kb NH3 = 1,8.10–5) ditambahkan air sebanyak 500 mL. Tentukan
a. pH larutan mula-mula
b. pH setelah di tambah 500 mL aquades.


Jawab
pH mula-mula
Jumlah mol NH3 = 0,6 M x 200 mL = 120 mmol = 0,12 mol
Jumlah mol NH4+ = 0,3 M x 300 mL = 90 mmol = 0,09 mol
Volum campuran = 200 mL + 300 mL = 500 mL = 0,5 L
clip_image112
clip_image114
clip_image116
pOH = –log 2,4.10–5
= 5 – log 2,4
= 4,62
pH = 14 – 4,62 = 9,38
Jadi, pH mula-mula adalah 9,38.
pH setelah di tambah 500 mL aquades
Penambahan aquades sama dengan pengenceran. Dalam pengenceran volume larutan bertambah besar, sehingga konsentrasi larutan menjadi kecil namun jumlah mol zat terlarut tidak berubah.
Dalam pengenceran berlaku rumus


V1 x M1 = V2 x M2

Volum campuran (V2) = 200 mL NH3 + 300 mL NH4Cl + 500 mL aquades = 1000 mL = 1 L
M . NH3 = 0,6 M
M . NH4Cl = 0,3 M
Yang dicari V2 dari NH3 dan NH4+
clip_image118
clip_image120
clip_image122
pOH = –log 2,4.10–5 = 4,62
pH = 14 – 4,62 = 9,38
Jadi, pH setelah ditambah 500 mL air adalah 9,38.

CONTOH SOAL LAINNYA
Contoh 1
V mL NaOH 0,3 M ditambah 2V mL CH3COOH 0,3M, jika diketahui pKa CH3COOH = 5, tentukan pH lartuan yang terbentuk?
Jawab
clip_image124
Campuran di atas merupakan larutan penyangga asam (asam lemah + basa konjugasi)
clip_image126
clip_image128
pH = -log H+
clip_image130
pH = 5
perhatikan langkah kerja berikut sedikit berbeda dengan langkah-langkah yang telah dikerjakan sebelumnya tetapi tetap memberi hasil yang sama. Pada contoh terdahulu rumus
clip_image126[1]
Langsung dijadikan pH dengan cara dikalikan –log, sehingga diperoleh rumus berikut
clip_image132
Sedangkan pada contoh di atas di cari terlebih konsentrasi H+. Baru di masukan pada pH = log H+.
Contoh 2
Tentukan pH larutan 0,01 M garam yang diperoleh dari basa lemah dan asam kuat bila diketahui Kb basa = 10-6?
Jawab
clip_image134
clip_image136


Contoh 3
Untuk membuat larutan pH = 5, maka ke dalam 100 mL larutan 0,1 M asam asetat (Ka = 105) harus ditambah NaOH sebesar…..(penambahan volume akibat penambahan diabaikan dan Mr.NaOH = 40)
Jawab
clip_image138
clip_image140
clip_image142
clip_image144
Massa NaOH = 5 mmol x 40 mg/mmol = 200 mg

Contoh 4
Tentukan konstanta asam HZ bila asam lemah HZ 0,5 M mempunyai pH = 4-log 5.
Jawab
pH = 4-log 5
H+ = 5 x 10-4
clip_image064[1]
clip_image146
25 x 10-8 = Ka x 0,5
Ka= 5 x 10-7

Contoh 5
Suatu larutan penyangga di buat dengan mencampur 60 mL larutan NH3 0,1 M dengan 40 mL larutan NH4Cl 0,1 M. Berapa pH larutan penyangga yang diperoleh jika diketahui Kb.NH3 = 1,8 x 10-5?.
Jawab
Mol NH3 = 0,1 mmol mL-1 x 60 mL = 6 mmol
Mol NH4Cl = NH4+ = 0,1 mmol.mL-1 x 40 mL = 4 mmol
clip_image148
pH = – log OH
= -log 2,7 x 10-5
= 4,57
Karena yang ditanyakan pH, maka berlaku rumus
pKw = pH + pOH
14 = 4,57 + pOH
pOH = 14 – 4,57 = 9,43
jadi pH larutan buffer yang diperoleh 9,43


    JIKA INGIN MEMPELAJARI ARTIKEL INI SEBAIKNYA UNDUH FILENYA DISINI!!!! Artikel ain yang di sarankan :
  1. pH dan pOH (Derajat Keasaman dan kebasaan)
  2. asam basa dan teori asam basa
  3. senyawa terner, tata nama asam, basa dan garam